Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk gencatan senjata "lengkap dan total". Namun, belum ada konfirmasi resmi dari kedua pihak. Pengumuman ini muncul setelah serangan rudal Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar yang menampung pasukan AS.
Klaim Trump dan Respons Dunia
Dalam unggahan media sosialnya, Trump menyatakan bahwa gencatan senjata akan berlaku dalam beberapa jam ke depan. Ia bahkan mengucapkan selamat kepada kedua negara atas "stamina, keberanian, dan kecerdasan" mereka. Namun, baik Israel maupun Iran belum memberikan tanggapan resmi.
Analis Timur Tengah Omar Rahman menyebut pengumuman Trump ini mengandung banyak detail yang tidak jelas. Ia juga menuduh Trump pernah melakukan "penipuan" atas nama Israel sebelumnya.
Pengumuman Trump ini muncul setelah serangan rudal Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid, yang dianggapnya sebagai respons yang "lemah". Trump menyatakan AS tidak akan membalas serangan tersebut.
Situasi di Lapangan
Tohid Asadi dari Al Jazeera melaporkan dari Teheran bahwa belum ada konfirmasi resmi mengenai gencatan senjata. Bahkan, suara ledakan masih terdengar di ibu kota Iran, menunjukkan bahwa serangan Israel masih berlanjut.
Serangan besar-besaran Israel terhadap Iran pada 13 Juni lalu menewaskan ratusan orang. Israel mengklaim serangan ini sebagai "serangan pendahuluan" untuk menghentikan program nuklir Iran. Sementara itu, Iran menanggapinya dengan meluncurkan ratusan rudal ke wilayah Israel.
Rahman menambahkan bahwa serangan terakhir Israel, termasuk kemungkinan pembunuhan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, bisa menggagalkan kesepakatan gencatan senjata.
Implikasi Diplomatik dan Nuklir
Trump sebelumnya telah menegaskan komitmen AS terhadap diplomasi, tetapi beberapa jam kemudian Israel melancarkan serangan pertamanya ke Iran. Langkah ini menuai kritik dari berbagai pihak.
Liqaa Maki, seorang akademisi di Al Jazeera Media Institute, menyatakan AS perlu mengubah pencapaian militernya menjadi kesepakatan politik. Ia juga mengingatkan bahwa Iran masih memiliki uranium yang diperkaya dan pengetahuan nuklir, yang bisa digunakan untuk memproduksi bom dalam waktu 2-3 tahun.
Kerusakan pada program nuklir Iran masih belum jelas. Sementara itu, Israel diyakini memiliki persenjataan nuklir yang tidak dideklarasikan, menambah kompleksitas situasi.
Dengan klaim gencatan senjata yang belum dikonfirmasi dan situasi di lapangan yang masih tegang, masa depan hubungan Israel-Iran tetap tidak pasti. Dunia menunggu langkah selanjutnya dari kedua negara untuk meredakan ketegangan.
Tidak ada komentar: