Kemlu Evakuasi 97 WNI dari Iran Amid Konflik

Gambar Artikel

Sebanyak 11 WNI tiba di Indonesia dalam gelombang pertama pemulangan dari Iran menyusul eskalasi konflik dengan Israel. Kementerian Luar Negeri mengonfirmasi total 97 warga bersedia dievakuasi dari 386 WNI terdaftar, dengan rincian pelajar dan pekerja migran asal Jatim-Kaltim.

Gelombang Pertama Tiba dengan Selamat

Sebelas WNI mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta via Turkish Airlines pada Selasa (25/6) petang. Mereka terdiri dari 6 pria dan 5 perempuan yang tercatat sebagai pelajar dan pekerja migran, mayoritas berasal Jawa Timur dan Kalimantan Timur.

Proses pemulangan ini dipantau langsung oleh Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kemenlu. Menurut data real-time flight radar, pesawat menghindari rute udara Teluk Persia yang mengalami gangguan keamanan.

Andi Rahmianto, Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenlu, menjelaskan: 'Kami memprioritaskan evakuasi lewat jalur udara teraman. Ada 18 WNI lain yang tertunda di Qatar akibat penutupan sementara wilayah udara.'

Kendala Logistik di Tengah Ketegangan

Dari total 386 WNI terdaftar di Iran, hanya 97 yang bersedia pulang. Kemenlu mengaku kesulitan mengkoordinir seluruhnya karena sebagian besar memilih bertahan dengan alasan pekerjaan atau studi.

Maskapai Qatar Airways sempat menunda penerbangan akibat serangan AS ke fasilitas nuklir Iran yang memicu gangguan udara. Data NOTAM (pemberitahuan penerbangan) menunjukkan penutupan ruang udara Qatar selama 4 jam.

Sebuah laporan dari Kedutaan RI di Tehran menyebutkan, WNI yang dievakuasi sebelumnya mendapat pembekalan prosedur darurat dan alat pelindung diri portable.

Analisis Dampak Konflik Regional

Pakar hubungan internalis UI, Dr. Teuku Rezasyah, memprediksi eskalasi ini akan berdampak pada 12.000 WNI di Timur Tengah. 'Iran dan sekutunya punya jaringan milisi yang bisa picu konflik horizontal,' ujarnya.

Berdasarkan data BNPB, wilayah rawan konflik seperti Irak dan Yaman juga mulai dipantau untuk kemungkinan evakuasi tahap dua. Kemenlu telah menyiapkan skenario darurat termasuk evakuasi via jalur laut.

Laporan intelijen AS yang bocor ke Reuters menunjukkan potensi serangan balasan Iran dalam 72 jam ke depan. Ini yang memicu akselerasi proses evakuasi oleh pemerintah Indonesia.

Proses pemulangan WNI menunjukkan kompleksitas diplomasi krisis di tengah dinamika geopolitik yang fluktuatif. Keselamatan warga tetap menjadi komitmen utama meski dihadapkan pada ketidakpastian medan konflik.

Tidak ada komentar:

banner image
Diberdayakan oleh Blogger.