Di tengah meningkatnya kebutuhan kemanusiaan global, PBB justru memangkas anggaran bantuan akibat pengurangan dana dari Amerika Serikat. Bagaimana dampaknya?
Keputusan Pangkasan Dana yang Kontroversial
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghadapi tantangan berat setelah harus memotong anggaran bantuan kemanusiaannya pada 2025. Keputusan ini diambil menyusul instruksi pengurangan dana dari pemerintah Amerika Serikat pimpinan mantan Presiden Donald Trump.
Menurut laporan resmi PBB, pemotongan ini mencapai 15-20% dari total anggaran bantuan tahunan. Padahal, saat ini dunia sedang menghadapi berbagai krisis kemanusiaan yang membutuhkan respons cepat.
Seorang petugas PBB yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, 'Ini adalah tahun tersulit dalam satu dekade terakhir. Kami harus memprioritaskan program-program yang benar-benar penting sementara kebutuhan terus meningkat.'
Dampak pada Kawasan Rawan Konflik
Pemotongan dana ini berdampak langsung pada operasi kemanusiaan di wilayah-wilayah konflik seperti Yaman, Suriah, dan Sudan Selatan. Ribuan pengungsi dikhawatirkan kehilangan akses terhadap bantuan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.
Data UNICEF menunjukkan bahwa 80% program nutrisi untuk anak-anak di Yaman terancam terhenti. Di Sudan Selatan, beberapa kamp pengungsian sudah mulai mengurangi jatah makanan harian.
Ahli kemanusiaan dari Oxfam, Sarah Smith, menyatakan, 'Ini seperti mematikan selang air ketika kebakaran sedang membesar. Konsekuensinya akan terasa bertahun-tahun mendatang.'
Reaksi Komunitas Internasional
Kebijakan AS yang memicu pemotongan dana ini menuai kritik dari berbagai negara dan organisasi non-pemerintah. Uni Eropa melalui pernyataan resminya menyatakan akan meningkatkan kontribusi mereka sebesar 5% untuk menutupi sebagian kekurangan.
Namun, upaya ini dinilai tidak cukup. Sekretaris Jenderal PBB dalam konferensi persnya meminta 'negara-negara dengan kapasitas lebih untuk memikul tanggung jawab kolektif' dalam menghadapi krisis kemanusiaan global.
Sementara itu, beberapa negara donor tradisional seperti Jepang dan Kanada masih menimbang rencana penyesuaian anggaran bantuan luar negeri mereka.
Krisis kemanusiaan global membutuhkan solusi kolektif. Bagaimana pendapat Anda tentang peran negara maju dalam mendukung PBB? Bagikan pikiran Anda di kolom komentar!
Tidak ada komentar: