Bocah Tewas Tersengat Jebakan Tikus di Kebun Timun

Gambar Artikel

Sebuah peristiwa tragis terjadi di Desa Kuta Gandong, Karawang, Jawa Barat. Seorang bocah berusia 13 tahun meninggal dunia setelah tersengat aliran listrik dari jebakan tikus yang dipasang di kebun timun. Korban tewas saat mencoba mengambil bola yang terjatuh di area kebun.

Kejadian Mengerikan Saat Bermain Bola

Korban yang berinisial TK sedang bermain sepak bola bersama teman-temannya di dekat kebun timun milik warga. Saat bola terlempar ke arah kebun, TK berusaha mengambilnya tanpa menyadari adanya bahaya yang mengintai.

Menurut keterangan teman-temannya, TK langsung terjatuh setelah menyentuh kawat yang ternyata dialiri listrik. "Tadi dengar dari temannya ngomong, dia ngambil bola terus langsung jatuh kena strum," ujar seorang saksi.

Sumber listrik tersebut berasal dari genset yang dipasang khusus untuk menjebak tikus yang merusak tanaman timun. Sayangnya, jebakan ini malah merenggut nyawa seorang anak.

Upaya Penyelesaian yang Tidak Berhasil

Warga yang melihat kejadian itu segera menolong dan membawa korban ke rumah sakit. Namun, nyawa TK tidak tertolong. Korban mengalami luka bakar di tangan dan luka serius di kaki akibat sengatan listrik.

Petugas medis menyatakan korban mengalami henti jantung saat tiba di rumah sakit. "Kondisinya sudah parah saat dibawa ke sini. Kami sudah berusaha maksimal tapi tidak bisa diselamatkan," kata seorang petugas kesehatan.

Keluarga korban dilaporkan sedang dalam kondisi terpukul berat atas kejadian ini. Tetangga-tetangga pun berduka atas meninggalnya TK yang dikenal sebagai anak yang ceria dan aktif.

Penyidikan dan Larangan Jebakan Berbahaya

Polisi dari Polsek Rengas Dengklok segera melakukan penyelidikan di lokasi kejadian. Petugas memasang garis polisi di kebun timun tempat korban tersengat listrik.

Kapolsek Rengas Dengklok menyatakan akan menindak tegas penggunaan jebakan listrik untuk hewan. "Ini sangat berbahaya dan tidak manusiawi. Kami akan menertibkan penggunaan alat seperti ini," tegasnya.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat setidaknya 15 kasus kecelakaan akibat jebakan listrik dalam tiga tahun terakhir, dengan korban mayoritas anak-anak. Kasus ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati.

Duka Masyarakat dan Permintaan Maaf Pemilik Kebun

Pemilik kebun timun yang memasang jebakan listrik tersebut dilaporkan sangat menyesal atas kejadian ini. "Saya hanya ingin melindungi tanaman dari tikus, tidak pernah menyangka akan terjadi hal seperti ini," ujarnya dengan penuh penyesalan.

Masyarakat setempat menggelar doa bersama untuk korban. Beberapa warga juga mulai memeriksa area sekitar untuk memastikan tidak ada lagi jebakan berbahaya di pemukiman.

Tokoh masyarakat setempat berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. "Keselamatan anak-anak harus jadi prioritas utama. Kami minta warga lebih berhati-hati dalam menggunakan alat berbahaya," pesannya.

Tragedi memilukan ini mengingatkan kita semua akan pentingnya keamanan di lingkungan sekitar. Kecelakaan yang sebenarnya bisa dicegah ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Kedepannya, diharapkan ada regulasi yang lebih ketat mengenai penggunaan peralatan berbahaya di area pemukiman.

Tidak ada komentar:

banner image
Diberdayakan oleh Blogger.